Kamis, 29 Oktober 2009

Jelang Kedatangan Hillary, Bom di Peshawar Tewaskan 91 Orang


PESHAWAR - Serangan masif militer Pakistan ke sarang militan di Waziristan Selatan berbalas. Kemarin sebuah bom mobil berkekuatan besar menghajar pasar Kota Peshawar dan menewaskan sedikitnya 91 orang dan melukai 213 lainnya.

Peshawar terletak di pinggiran Provinsi Perbatasan Barat Laut, provinsi yang memisahkan Pakistan dari Afghanistan. Di provinsi itu pula Waziristan Selatan berada. Serangan kemarin (28/10), tampaknya, sengaja diatur berbarengan dengan kedatangan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton di Islamabad yang terletak tiga jam perjalanan darat dari Peshawar. Yang lebih memalukan bagi Pakistan, istri mantan Presiden AS Bill Clinton itu datang untuk kian memperteguh jalinan kerja sama dua negara dalam memerangi terorisme. Tapi, kehadirannya malah disambut serangan teroris.

"Kami menerima 91 mayat dan 213 pasien yang menderita luka-luka. Sekarang kami mulai kekurangan darah," terang dokter Hamid Afridi, direktur Lady Reading Hospital Peshawar, seperti dikutip Agence France-Presse kemarin.

Karena itu, rumah sakit terbesar di Peshawar itu pun mendeklarasikan diri berada dalam status darurat. Sebagian besar korban tewas, imbuh Afridi, adalah perempuan dan anak-anak.

Saking hebatnya ledakan, sebuah gedung bertingkat di dekat pasar dilaporkan rata dengan tanah. Sebagian besar kios di pasar tersibuk itu pun hancur berantakan. Jumlah korban, baik yang tewas maupun terluka, diperkirakan akan terus bertambah. Sebab, masih banyak orang yang tertimbun reruntuhan bangunan di pasar yang oleh penduduk setempat sering disebut "pasarnya perempuan" tersebut.

"Ledakan ini disebabkan bom mobil. Sejumlah orang masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan. Kami sedang berupaya menyelamatkan mereka," ujar Shafqat Malik, anggota tim Gegana. Bersamaan dengan proses evakuasi tersebut, personel kepolisian yang dibantu pasukan pemadam kebakaran mengungsikan warga yang tinggal di sekitar pasar.

Ledakan bom mobil kemarin merupakan serangan paling mengerikan yang melanda Peshawar bulan ini. Meski belum ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut, pemerintahan Presiden Asif Ali Zardari meyakini Taliban sebagai dalangnya. Mereka diduga melancarkan serangkaian serangan balas dendam karena pasukan pemerintah, dengan dukungan militer AS, mengobrak-abrik sarang mereka.

Hillary -yang tiba beberapa jam sebelum ledakan, mengecam serangan maut tersebut. "Saya mengutuk serangan nekat dan brutal yang menewaskan orang-orang tak berdosa serta meneror masyarakat ini. Amerika Serikat akan membantu rakyat Pakistan. Kami akan memberikan yang Anda butuhkan," paparnya dalam jumpa pers di Islamabad seperti dikutip Associated Press.

Lebih lanjut, politikus 62 tahun tersebut menegaskan bahwa AS akan selalu mendukung Pakistan dalam kondisi apa pun. Terutama, dalam perang melawan Taliban. "Saya ingin Anda semua tahu, Pakistan tidak sendiri dalam pertempuran ini. Ini juga pertempuran kami (AS)," ungkapnya.

Bulan ini saja, tiga bom sudah meledak di Peshawar. Salah satunya ledakan di sebuah pasar yang menewaskan lebih dari 50 orang pada pertengahan bulan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar