Senin, 26 Oktober 2009

Iraq Tuding Pelaku Ledakan Al Qaidah dan Loyalis Saddam


BAGHDAD - Anggapan bahwa kawasan pusat pemerintahan Iraq di Green Zone yang dibangun Amerika Serikat adalah area paling aman di negara itu tak terbukti. Kemarin (25/10) dua bom mobil beruntun menghantam Kantor Pemerintah Provinsi Baghdad dan Kementerian Kehakiman di Salhiyeh, dekat Green Zone, di tengah kota Baghdad.

Kedua bom yang meledak hampir bersamaan pada pukul 10.30 waktu setempat itu mengakibatkan 106 orang tewas dan lebih dari 600 orang terluka. Itu adalah serangan paling mematikan sejak Amerika Serikat (AS) menyerahkan kontrol keamanan kepada aparat lokal pada Juli lalu.

Serangan maut sebelumnya terjadi pada 19 Agustus, saat bom truk membunuh 100 orang. Ketika itu, Iraq langsung menuding keterlibatan pihak asing, khususnya Syria. Iraq menuntut PBB melakukan penyelidikan.

Tapi, untuk serangan kemarin, Juru Bicara Pemerintah Iraq Ali Al Dabbagh menyebut milisi Al Qaidah bertanggung jawab. Dugaan lainnya, pelaku adalah para loyalis almarhum mantan Presiden Saddam Hussein.

''Analisis awal menunjukkan adanya sidik jari Al Qaidah dan Baathist (loyalis Saddam),'' kata Al Dabbagh, seperti dikutip BBC. Al Dabbagh sendiri* nyaris menjadi korban ledakan saat berada di sebuah hotel tak jauh dari lokasi kejadian.

Namun, pemerintah Iraq belum bisa memastikan apakah pengeboman itu merupakan aksi bunuh diri. Yang pasti, jalan tempat kedua gedung itu berlokasi baru dibuka untuk umum beberapa bulan lalu.

''Saya tak tahu bagaimana saya masih bisa hidup. Ledakan itu menghancurkan segalanya. Seperti gempa bumi. Tidak ada yang masih bertahan di tempat itu,'' ujar Hamid Saadi, pemilik toko yang lokasinya tak jauh dari Kantor Kementerian Kehakiman, seperti dikutip Reuters.

Perdana Menteri Iraq Nouri Al Maliki langsung memantau kondisi di lapangan secara langsung. Sementara itu, empat rumah sakit di Baghdad, Al Karama, Ibn Nafis, Medical City, dan Yarmuk, melaporkan bahwa total menerima 70 korban tewas dan 632 luka-luka. Jalanan Baghdad di area sekitar ledakan penuh dengan mayat. Puluhan mobil yang berada di sekitar lokasi hangus terbakar. Beberapa pipa air yang hancur memuntahkan air kotor.

Otoritas setempat menutup jalan yang menuju ke kawasan ledakan guna memudahkan evakuasi dan pemeriksaan. Beberapa helikopter juga terlihat terbang di langit Baghdad. Tim penjinak bom dengan cermat menyusuri area ledakan untuk mengantisipasi bila ada bom yang lain. Sementara itu, mobil pemadam kebakaran dan ambulans turut memenuhi jalanan untuk mengevakuasi dan menolong korban.

Menurut laporan Reuters, bom pertama meledak di area persimpangan dekat dengan Kantor Kementerian Kehakiman. Beberapa menit kemudian ledakan bom susulan terjadi di Kantor Pemprov Baghdad di Salhiyeh.

Aksi teroris itu bertepatan dengan pertemuan para pemimpin Iraq. Isu yang hendak dibahas adalah pemilihan umum yang akan digelar 16 Januari tahun depan. Pemerintah ingin mengakhiri deadlock yang sempat memperlambat pelaksanaan pemilu. Pertemuan dijadwalkan pukul 3.30 pm (12.30 GMT). Hingga kemarin, belum ada informasi lebih lanjut mengenai kelanjutan pertemuan tersebut.(jawapos.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar