Energi
tak pernah dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Perkembangannya dari zaman
ke zaman membuat energi menjadi salah satu hal primer yang tak bisa dipisahkan
dalam keberadaan manusia. Dimulai dari perekonomian baik skala mikro maupun
makro, hingga kebutuhan rumah tangga masyarakat. Namun, ironinya beberapa energi yang merupakan
hal primer tersebut memiliki batas ketersediaan. Memicu krisis energi
ditengah permintaan kebutuhan yang semakin meninggi. Untuk mengatasi keterbatasan dan krisis itu,
berbagai Negara mencari solusi. Dimulai dari efisiensi dan efektifitas dalam
produksi dan penggunaan energi , hingga pemanfaatan sumber daya terbarukan.
Untuk
memproduksi gas dari CBM diperlukan metode
yang berbeda dari pengolahan gas konvensional.
CBM diproduksi dengan cara terlebih dahulu merekayasa batubara agar
didapatkan cukup ruang sebagai jalan keluar gasnya. Proses rekayasa diawali
dengan memproduksi air (dewatering) agar
terjadi perubahan kesetimbangan mekanika. Setelah tekanan turun, gas batubara
akan keluar dari matriks batubaranya.
Di
Indonesia sendiri CBM sangat potensial untuk diberdayakan. Berdasarkan kementerian
ESDM, Indonesia dinyatakan memiliki total cadangan CBM berkisar antara 400
hingga 453 triliun cubic feet tersebar dalam 11 cekungan di wilayah Sumatera,
Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Kondisi itu mendudukkan Indonesia pada posisi
ke -6 di Dunia dalam hal cadangan CBM. Upaya eksplorasi dan produksi CBM pun
terus ditingkatkan oleh pemerintah, mengingat potensi yang dimiliki oleh
Indonesia. Saat ini, pemerintah telah menandatangani 42 kontrak kerjasama (KKS)
blok CBM, yaitu 17 di Sumatera dan 25 di Kalimantan dan Jawa. Perkembangan yang
pesat tersebut menunjukkan antusiasme yang positif dari para investor dan
kontraktor (KSO) CBM di Indonesia. Bahkan kerjasama kontraktor dengan PLN dalam
eksplorasi CBM telah menghasilkan energi listrik di wilayah Sanga-sanga,
Kalimantan Timur.
Berbagai
upaya telah digunakan, namun jangan pernah lupa bahwa krisis energi merupakan tanggung
jawab dan tantangan kita bersama . Negara dituntut mengelola kekayaan sumber
daya energi dan digunakan untuk sebesar-besarnya demi kemakmuran rakyat. Selain itu, kita selaku pengguna juga dituntut untuk
memanfaatkan energi secara efisien serta ikut mendukung pengembangan energi
yang dilakukan pemerintah. Dengan demikian, krisis energi diharapkan dapat
teratasi dan tongkat estafet pembangunan dapat dilanjutkan ke generasi selanjutnya.
(Zevni Teknik Perminyakan)
by : Zevni (Teknik Perminyakan ITB 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar